Segala sesuatu karena Allah akan berkekalan

Siapa yang tidak kenal dengan imam Malik-rahimahullah– guru imam Syafi’i-rahimahullah, dengan karya besarnya kitab al muwattho’ yang ingin dijadikan penguasa di masa itu sebagai buku induk yang wajib jadi rujukan negara, namun dengan segala ketawadhuan beliau tolak.

Bagimana ketenaran imam Malik menjulang ke langit dan kitab muwattho’-nya berkibar sepanjang zaman, jadi sebutan manusia??

Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita simak ungkapan salah seorang murid Imam Malik yang bernama Abdullah bin Maslamah Alqa’nabi yang berkata: ”

‘ما أحسِب مالكاً بلغ ما بلغ إلاّ بسريرة كانت بينه وبين الله تعالى

Aku tidak akan pernah mengira mendapatkan kedudukan yang begitu tingginya di hati manusia kecuali karena keikhlasan dalam hatinya antara dia dan Allah”.

Suatu ketika ada seorang ulama yang sezaman dengan imam Malik yang bernama Ibnu Abi Dzi’b Almadani rahimahullah yang pernah berkata kepada para muridnya: ”سأكتب لكم موطأً يُنْسِيكُم موطأ مالك”،

“Aku akan menulis untuk kalian kitab “muwathho” yang akan membuat kalian melupakan muwattho imam Malik”. Setelah itu diapun menuliskan kitab dengan judul yang sama.

Ketika Imam Malik-Rahimahullah diberitahukan hal ungkapan Ibnu abi Dzi’b yang akan mengarang kitab yang membuat orang meninggalkan muwattho beliau, maka beliau berkata:
ما كان لله دام واتّصَل وما كان لغير الله انقطع وانفصل”

Apapun yang dilakukan karena Allah, niscaya akan berkekalan dan berkelanjutan, sementara apapun yang dilakukan untuk selain Allah, akan terputus dan sirna”.

Ternyata hingga kini orang-orang tidak begitu mengetahui ada muwattho lain selain yang dikarang imam Malik-rahimahullah, padahal masih banyak muwattho-muwattho lainnya.

Wallahi seluruhnya karena ketinggian keikhlasan beliau hanya mengharapkan wajah Allah semata.
Ya Allah bantulah kami untuk dapat ikhlas dalam seetiap bentuk perkataan dan amal.

Trawas-Mojokerto 19 sya’ban 1434/28 Juni 2013.