Zaman ini adalah zaman tatkala orang berbangga-bangga dengan gelar yang dimilikinya. Jika dah punya gelar,seolah semua orang yang tidak bergelar lebih rendah dari dirinya.
Naifnya bahkan sebagian orang nekat cari gelar akademis dengan ijazah palsu yang dibelinya. Tak perlu bersusah-susah sekolah. Cukup datang ke para Mafia …ijazah pun keluar.
Ada lagi yang lebih dahsyat. Terkadang seseorang nekat menyematkan gelar”Dr fulan MA”. Pada namanya, Cukup membuat takjub setiap orang-orang awam yang terbuai dengan retorikanya. Sayangnya ia tak pernah punya gelar itu. Jangankan s2 …s1 saja tidak punya.
Boleh jadi ijazah smu pun tiada.
Ia memang tersohor di tengah-tengah manusia dengan gelar yang disematkan di namanya,namun tenggelam di hadapan Zat yang tiada tersembunyi bagiNya apa yang tak tampak oleh manusia.
Betapa naif nya orang yang cari makan atas nama dakwah dengan embel-embel gelar palsu yang tidak layak disandangnya.
Allah berfirman:
{فاجتنبوا الرجس من الأوثان، واجتنبوا قول الـزور}
“Maka jauhilah perbuatan keji menyembah berhala dan jauhilah perkataan dusta.”
Dalam ayat ini Allah menyandingkan kesyrikan dengan perkataan dusta,untuk menunjukkan betapa besarnya dosa berkata-kata dusta dalam Islam. Apalagi jika dusta tersebut atas nama Allah.
Ketika Allah menyebutkan ciri-ciri hamba yang bertaqwa dalam surat Alfurqan:
{والذين لا يشهدون الـزور}
“Dan mereka adalah orang-orang yang tidak pernah bersaksi palsu“.
Artinya para pendusta tidak layak dimasukkan ke dalam golongan hambanya yang bertakwa. Sekalipun ia menyeru manusia dan mengajak mereka untuk bertakwa.
Dalam hadis Bukhari dan Muslim dari Abu Bakrah,Nabi bersabda:”
ألا أنبئكـم بأكـبـر الكبائـر (ثلاثا)؟ «قلنا : بلى يا رسول الله، قـال: الإشراك بالله وعقوق الوالدين، وكان متكئا فجلس فقال: ألا وقول الـزور وشهـادة الـزور، فما زال يكررها حتى قلنا ليته سكت.
Maukah kalian kuberitahukan tentang dosa yang paling besar 3×? Kamu menjawab:”tentu ya Rasulullah: beliau bersabda:” menyekutukan Allah,durhaka kepada kedua orang tua,” ketika itu beliau bersandar maka langsung beliau duduk sembari berkata lagi: berkata dusta dan bersaksi dusta,nabi masih terus mengulang-ngulangnya hingga kami berkata:seandainya beliau sudahi dan diam”.
Jikalah seseorang yang mencari nafkah dan kepercayaan manusia dengan menggunakan ijazah palsu saja,terlarang dan haram rezeki yang dia uapayakan,bagaimana pula dengan orang yang tidak pernah mengenyam s1 hingga selesai,tapi nekat memakai gelar di namanya DR. Fulan MA…tentulah lebih parah lagi dahsyatnya.
Ya subhanallah….bagaimana lagi jika hal itu dijadikan sebagai sarana cari pengikut dan massa,serta cari simpatisan manusia yang di kemas dengan bungkusan dakwah,biar laku dan populer..la ilaha illallah.
Alangkah merananya di hari kiamat kelak tatkala Allah singkap kedok dustanya dalam formanNya:
يوم تيلى السرائر
“Pada hari ditampakkan segala yang tersembunyi“.
SAUDARAKU…
biarlah dirimu tak dikenal manusia namun dikenal ALLAH..
Biarkan dirimu tak bertitel PROF.DR.MA selama Allah memberi titel Takwa…
Biarlah dirimu tidak menjadi selebriti dunia asalkan dirimu menjadi selebiri di langit…
SAUDARAKU…
jangan kau beri makan anak istrimu dengan rezeki yang haram..apalagi dengan membungkusnya dengan pakaian agama.
SAUDARAKU…
Apa yang kau cari dari gemerlap dunia ini adalah fana. Akan datang masanya engkau dipaksa malakul maut untuk meninggalkannya.
Sekiranya dustamu dapat kau tutupi dari manusia…apakah kau lupa ada Tuhan Mereka yang senantiasa mengetahui apa yang kau lakukan.
Alangkah sedihnya jika kelak kedokmu terbongkar…dan orang2 akan memberikan lebel padamu sebagai “ustadz pendusta”. Akhirnya engkau di tinggalkan orang dan lebih parah lagi dirimu dilupakan Allah.
SAUDARAKU..
Sekiranya engkau berilmu…Allah pasti akan mengangkat derajatmu walaupun dirimu tidak menyandang gelar akademis dari universitas manapun.
SAUDARAKU…
Engkau berilmu bukan atas penilaian orang awam….
APALAH artinya jika dirimu dianggap hebat oleh orang -orang awam,namun jahil dihadapan para ulama dan penimba ilmu.
Bahkan titel palsumu akan menjadi bumerang bagi dirimu sendiri kelak.
26 Jumadil Akhir 1436 h/15 April 2015 m.
Abu Fairuz Ahmad Ridwan