Jualan Nama

Berjualan yang paling menguntungkan adalah jualan nama. Jika anda merasa kesulitan untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah dan ingin cepat meraup keuntungan yang besar maka berjualan nama-nama “orang-orang yang dianggap besar dan penting” adalah solusinya.

Semangkin besar “ketokohan” seseorang, dan semakin masyhur popularitasnya maka semakin besar pula keuntungan yang akan diraup.

Untuk memuluskan jalan, telah biasa manusia numpang dibalik nama tokoh-tokoh tertentu. Bagaikan “jimat” yang sakti, sebut saja nama tokoh sifulan, niscaya proposal anda akan “tembus”.

* * *

Dalam bab agama, orang-orang Ahli kitab dari golongan Yahudi maupun Nashoro, dapat dikatakan sebagai “pelopor” dalam hal menjual nama.

Tidak tanggung-tanggung, merasa tidak puas jual nama makhluk, mereka nekat jual nama Allah untuk melariskan dagangan dunia mereka yang berkedok agama. Allah berfirman:

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ

Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, kemudian mereka berkata; “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. QS: Albaqarah:79.

* * *

Sejarah mengungkap,betapa banyak fitnah yang terjadi di masa Utsman dan masa-masa berikutnya, disebabkan “jualan nama ” yang bombastis tadi. Hingga tertumpahnya nama Utsman adalah efek dari dijualnya nama para sahabat yang seolah dizalimi Utsman.

Tersebar di seantero Kufah, Bashrah dan Mesir bahwa para sahabat semisal Aisyah, Tolhah dll mengeluhkan kezaliman Utsman terhadap mereka, dampaknya muncullah pasukan pemberontak berkedok “tokoh reformasi” berhasil menumpahkan darah Utsman yang mulia.

Bahkan agama nista Syiah,tidak akan tegak dan memiliki pendukung kecuali setelah berhasil menjual nama “ahlul bait” yang terzalimi. Dapat dikatakan bahwa 99% isi agama dan dogma mereka adalah hasil jualan nama ahlu bait semacam Ali, Husain, Ja’far As-Shadiq, Al-kazim dll.

* * *

Orang tidak kan pernah rela namanya dijual, sekalipun tidak merugikannya, bagaimana jika ternyata tindakan tersebut malah merugikannya, dan merusak nama baiknya ??

Ibarat pepatah “orang menikmati nangka awak dapat getahnya” atau ” kerbau punya susu sapi punya nama”.

Kita benar-benar diresahkan oleh segerombolan orang-orang dalam dakwah selalu menjual nama para masyayikh dan para da’i.

“Aku murid syeikh fulan…
Aku pernah belajar dengan syeikh Allan..
Aku punya tazkiyah(rekomendasi) dari syeikh bla-bla-bla..”

Dengan modal itu mereka memecah belah jama’ah kaum muslimin, memperebutkan kekuasaan dan kepemimpinan…dst. la haula wala quwwata illa billahi.

* * *

Dalam fitnah terbunuhnya Utsman, ibunda kita Aisyah terfitnah sebagai salah satu dalangnya, yang telah menyebarkan surat ke kota-kota besar untuk memberontak kepada Ustman, Aisyah berkata;”

لا والذي آمن به المؤمنون وكفر به الكافرون ما كتبت لهم سوداء في بيضاء حتى جلست مجلسي

“Tidak, demi Allah yang beriman denganNya orang-orang mukmin dan Kafir dengan-Nya orang-orang Kafir, aku tidak pernah menulis surat apapun kepada manusia hingga kini ku duduk di tempatku ini.”

Sungguh keterlaluan para penjual nama, hingga tega menjual nama Ibunya sendiri-ummul mukminin- untuk ambisi berebut kekuasaan dan jabatan. Tak peduli meski menumpahkan darah menantu Nabi Zu Nuraini-Utsman bin Affan. Merekalah orang yang paling bertanggung jawab menjadi penyebab pecahnya persatuan kaum muslimin dalam perang “Jamal” dan perang Shiffin.

* parcel lebaran buat para penjaja nama

———————————-
Batam, 27 Ramadhan 1437/ 02 Juli 2016

Abu Fairuz Ahmad Ridwan My.