Bidadari dunia adalah wanita yang menikah dengan niat menggapai ridha ilahi mengabdikan diri terhadap suami hingga ajal menjemputnya.
Bidadari dunia adalah yang tulus menjaga apa yang diberikan suami dan apa yang dimiliki suami lillahi ta’ala, tanpa memandang ke kiri ataupun kanan, ke atas ataupun ke bawah kehidupan anak manusia yang ada di sekitarnya.
Ia tidak kan pernah banding-bandingkan dirinya dengan wanita tetangganya. Selalu bersyukur, qana’ah dan taat sepanjang masa.
Untuk menjadi bidadari ia harus tahan banting, tegar dan kokoh terus teruji menghadapi berbagai ujian zaman, halangan dan rintangan. Berlaksa peristiwa yang dia alami baik suka cita maupun derita nestapa, akan dihadapi dengan sabar dan pasrah. Rentetan peristiwa itulah kelak akan menobatkannya untuk menjadi bidadari di hati suami atau duri dalam daging yang menyayat.
Tanpa pasang surut ombak dan badai masalah yang mengganas, tak kan pernah teruji ketegaran sosok wanita yang menjadi pendamping pria.
Bidadari dunia akan tegar bak batu karang menghadapi pasang surut ombak kehidupan. Tak peduli badai maupun topan ia tetap berdiri kokoh tak bergeming.
Siap menerima apapun yang dihempaskan gelombang pasang, bertahan ketika terik mentari kuat membakar dan setia ketika hujan lebat mengguyur.
Bidadari dunia penuh cinta dan rahmat kepada orang-orang yang diamanahkan suami padanya. Belas kasihnya seluas lautan tak bertepi, sedalam samudera tak berjejak.
Duhai para istri…..
Akankah kalian menjadi bidadari bagi suami, atau duri dalam dagingnya…??
————————-
Mekah, senja 19 Zul qa’dah 1437/ 22 Agustus 2016.
Abu Fairuz Ahmad Ridwan My