Ulama Penjaja Dunia

Ulama penjaja dunia hakikatnya adalah “srigala berbulu domba”. Penjaja fatwa untuk kepentingan “perut dan apa yang dibawahnya”.

Ia tidak begitu perduli untuk meng-crosschek berita…sahih atau tidak sahih apa yang ia dengar, bahkan nekat berdusta dan memfitnah untuk melariskan dagangan “bid’ah dholalah” yang hakikatnya adalah kesesatan dan kesetanan belaka.

Demi dunia dan jabatan, mereka senantiasa memfitnah para ualama akhirat dari zaman ke zaman.

Dengan licik dan culas, menjilat penguasa mereka memenjarakan banyak para da’i dan ulama akhirat, sebutlah Syaikhul Islam dan muridnya Ibnul Qayyim yang “kenyang” dengan fitnahan harus merasakan gelapnya penjara Qal’ah di Damaskus.

Ketakutan kehilangan pengaruh dan jabatan, menjauhnya manusia dan para penguasa dari mereka adalah faktor penting yang membuat mereka harus menghalalkan segala macam cara.

Bak kata orang sekarang, permasalahannya hakikatnya bukanlah pada beda pendapat antara mereka, namun yang lebih tepat adalah beda pendapatan.

Melihat majelis-majlis mereka sunyi dari jama’ah, omong kosong dan bualan mereka ditinggalkan manusia disebabkan tanpa dalil dan contoh…atau dalil-dalil “Jaka sembung bawa golok” alias tidak nyambung yang dipaksakan untuk mendukung hawa nafsu mereka…terpaksa membuat mereka “peras keringat” dan “banting tulang” cari jalan untuk menjauhkan manusia dari kebenaran.

Tak perlu merasa heran jika orang yang beragama lurus di atas hujjah dan dalil, dituduh “wahhabi, ISIS, Khawarij, bahkan dituding Syiah.

Sudah perkara klasik dari masa “Abu Jahal Kuno” hingga masa “Abu Lahab” modern ,tidak ada seorang muslim yang beragama sahih kecuali dapat gelar yang tidak menyenangkan.

Sebagaimana Nabi difitnah sebagai tukang tenung, pemecah belah, penyair, orang gila…dst.

Tapi ibarat pepatah “kayu gaharu kan harum setelah dibakar, intan menjadi mulia setelah didulang, dan emas berharga setelah disepuh”… Kebenaran pasti akan tampak dan menang.

—————————————–
Mekah, Aziziyah 17 Zul qa’dah 1437/ 20 Agustus 2016.

Abu Fairuz Ahmad Ridwan My.