Bagaimana Suasana Hati

Mengharap hidup seterusnya indah tanpa derita dan petaka, tanpa musibah dan bencana, bagaikan mengharap lautan tak berombak, memimpikan panas sepanjang tahun tak berhujan.

Hidup di dunia ini tiada yang tetap, musim-demi musim kan berganti, arah angin kan berubah-ubah.

Hati yang ridho dengan ketentuan Allah, selalu berhusnuz-zhan terhadap “garis tangan” yang tergores….akan menjadi “obat manjur” yang merubah segala derita menjadi bahagia.

Betapa musim hujan yang dibenci, dirindu bagi penjual payung…
Betapa musim mati listrik, diharap setiap penjual bola lampu..
Betapa “musim utara” yang ditakutkan nelayan, ditunggu pencari udang Lobster…

Hidup ini tergantung bagaimana suasana hati anda, bukan dengan lintasan pristiwa yang hadir di depan mata.

Kematian yang ditakuti manusia, dirindukan para mujahid…
Kekayaan dan kemewahan dunia yang melalaikan tapi diburu manusia, dibenci ahli zuhud dan wara’…
Musibah kematian, kehilangan harta dan orang yang dicinta, kegagalan meraih asa, jodoh yang berakhir, yang tidak “berjodoh” dengan orang yang dicinta….

Semua adalah drama kehidupan yang menjadi indah bila dihadapi dengan hati yang tulus..

Batam, 16 Zulhijjah 1437/ 18 Sept 2016
————————————————————–
Abu Fairuz AR-MY