Alhamdulillah atas nikmat bertuhan yang satu tiada berbilang.
Tuhan yang Berkekalan tiada terlahir dan tiada bernasib malang.
Terikat, tersiksa, terbunuh dan dikubur di dalam tanah berkalang.
Tuhan yang hidup kembali setelah mati, dibangkitkan dan ke langit terbang.
Alhamdulillah Tuhanku tak punya tanggal lahir dan tak punya tanggal wafat sebagaimana tuhan ”ecek-ecek” yang disembah orang.
Tuhanku tak butuh makan dan minum, tak butuh susu, nutrisi tambahan, tak butuh roti maupun sup tulang.
Relakah anda punya Tuhan yang buang hajat dan berbentuk manusia, berambut panjang dan pirang?
Kemakah pikiran dan logika sehat ditempatkan atau memang telah dibuang?
Terbawa mitos dan legenda yang tak jelas, tanpa sandaran sanad ataupun riwayat bersambung, bagaikan simpul yang kusut bak benang.
Mohon maaf bila aku tak kan pernah ucapkan selamat atas perayaan agama manapun karena akidahku melarang.
Tak peduli aparat ataupun pejabat, tokoh alim ulama ada yang mengucapkannya karena terbius faham liberal dan plularis, atau terkecoh harta dan uang.
Batam, 16 Rabiul Akhir 1440/24 Des 2018
Abu Fairuz My