
Aneh rasanya bila kedatangan sepasang kekasih pengikut kaum Nabi Luth -kaum Elgebete- yang terlaknat ke negeri ini, disambut dengan riuh rendah, diviralkan , dipuji dan disanjung, diangkat dalam acara podcast, dengan dalih toleransi dan hak asasi manusia.
Elgebete itu penyakit masyrakat yang serius selayaknya diobati, bukan diapresiasi, dihinakan dan dipermalukan karena bertentangan dengan semua agama, apalagi Islam, bukan dimuliakan. Ibarat berjumpa orang yang sakit jiwa, seyogyanya diterapi, ini malah dijadikan bintang tamu, bak pahlawan pulang dari medan laga, memang situ waras…?
Betapa negeri kafir sudah kehilangan cara untuk menaikkan populasi penduduknya yang hampir punah disebabkan enggannya mereka untuk menikah, lebih memilih “kumpul kebo” tanpa beban dan kewajiban, kecenderungan mereka untuk hidup menyendiri tanpa ikatan perkawinan membuat penjualan alat-alat seks dan boneka, boneka seks di negeri mereka melonjak naik. Karena menurut mereka melampiaskan libido mereka via alat-alat seks dan boneka-boneka seks, tanpa beban apapun kecuali untuk pembelian awal saja.
Kebutuhan mereka terhadap teman manusia, berupa anak, istri, sanak keluarga semakin langka karena banyaknya kasus pengkhianatan, membuat mereka lebih nyaman bersahabat dengan binatang, seperti anjing, kucing, kera, dll, bahkan –nauzubillah min zalik– sebagian mereka lebih suka melampiaskan kebutuhan seksualnya pada binatang.
Belum lagi Elgebete, pernikahan sejenis, merubah alat kelamin, sudah disahkan bahkan mungkin dilembagakan. Apakah mungkin fenomena di atas dapat menaikkan populasi angka kelahiran anak yang akan meregenerasi yang telah tua dan akan punah?
Lu bayangkan sob, nikah sejenis ibarat “jeruk makan jeruk” kawin sama boneka, nikah sama binatang peliharaan, apa bisa melahirkan keturunan?? Emang lu waras..?
Negeri-negeri kafir salut melihat populasi kaum muslimin yang berimigrasi ke negeri mereka dan telah menjadi warga negara semakin membengkak, yang lambat laun akan mengalahkan jumlah mereka yang minoritas, apalagi dibandingkan negeri-negeri kaum muslimin yang lebih memilih ber-KB( keluarga besar) dari pada punya anak satu dan dua saja, membuat populasi mereka meningkat berlipat-lipat yang akan melahirkan sumber daya manusia di masa akan datang.
Jujur sob, gua heran banget ketika melayat ke sebagian negeri kafir, melihat yang disorong-sorong pakai kereta bayi, bukan anak balita, tapi anak anjing hias dan binatang peliharaan lainnya. Gua lihat banyak tu orang lansia berjalan bukan dengan cucu, tapi ama si “guk-guk” .
Untuk pak prof yang katanya rektor, yang mendewa-mendewakan negeri kafir, nyuruh cari tuhan ke negeri mereka, merendahkan negeri kaum muslimin yang miskin iptek, terlalu ikut “pakaian manusia gurun” apa anda kurang piknik kali, kehancuran negeri-negeri kafir sudah di depan mata. Kepunahan mereka bukan dengan senjata kimia, bom atom dan sejenisnya, tetapi karena keruntuhan moral, hancurnya lembaga pernikahan, hilangnya kepercayaan pada manusia, melembaganya pernikahan sejenis, kaum Elgebete yang menjadi pelopor musnahnya generasi mereka.
Belum lagi penghormatan terhadap orang tua, para sepuh, hampir-hampir musnah dan tidak bersisa, karena bagi mereka orang tua yg sudah tua dan tidak produktif, lebih utama untuk menjadi penghuni panti-panti jompo daripada bercengkrama dengan anak cucu di hari tua mereka, sebagaimana yang terjadi dengan kaum muslimin.
Untuk si “botak“ dan sejenisnya yang gila popularitas, yang rela melakukan apa saja untuk mendongkrak follower-nya, cepat tobat dan jadi pembuka kebaikan dimana anda berada, bukan pembuka pintu-pintu kejelekan demi uang dan popularitas. Ahsan tinggalkan orang-orang yang gila top semacam ini.
Batam, 10 Syawal 1443/10 Mei 2022
Abu Zubair My