Lelaki Sejati

Jadi lelaki sejati itu berat, dia harus menanggung semua beban nafkah, tempat tinggal, pakaian, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan anak istri, plus menjaga mereka agar tidak terjerumus ke neraka.

Menjadi lelaki sejati itu berat, dia harus rela bekerja kera, melewati kelamnya malam, merobek pekatnya pagi, menyingsing fajar, bertebaran di muka bumi mencari karunia Allah.

Menjadi lelaki sejati itu berat, dia harus mampu menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana, bersabar menghadapi perangai istri-istri dan anak-anaknya.

Semakin banyak istri-istri dan anak-anaknya, kan semakin berat beban yang harus dia pikul, dan semakin banyak tanggung jawab yang dia emban.

Kalau sekedar jadi laki-laki karena berdasarkan jenis kelamin, maka alangkah banyaknya jumlah para lelaki di dunia ini, namun bila anda bertanya tentang sosok lelaki sejati yang layak menjadi pemimpin dan bertanggung jawab, maka kupastikan jumlah mereka sungguh sangat langka walaupun masih ada insyaallah.

Menjadi lelaki sejati itu meski berat namun, sarat dengan ganjaran pahala manakala ia ikhlas dan mengharapkan ridho Allah dalam menjalankan kewajibannya.

Setiap suapan yang ia berikan pada anak istrinya kan menjadi shadaqah setia saat menjadi pemberat timbangan kebajikannya di hari kiamat. Setiap doa, kerja dan usaha anak-anak sholehnya kan senantiasa menerangi alam kuburnya dan mengangkat derajatnya di akhirat.

Menjadi lelaki sejati itu kan menjadi mudah dan berkah, manakala seseorang menyerahkan semua urusan dan tawakkalnya kepada Zat Yang Maha Kuat Rabbul Alamin. Insyaallah

Batam, 2 Zulqa’dah 1443/ 3 Juni 2022

Abu Zubair MY