Keajaiban Tanah Haram

Untuk mendatangi tempat ini, orang rela mengeluarkan berapapun hartanya, menjual sawah ladangnya, bahkan menjual emas peraknya.

Untuk mendatangi tempat ini, orang rela meninggalkan kampung halamannya, berpisah dengan anak istrinya, kerabat dan handai tolannya, meninggalkan dan pekerjaannya.

Untuk mendatangi tempat ini, orang rela menempuh perjalanan berhari-bahkan berbulan, di atas kendaraan darat, laut dan udara.

Diantara kejaiban tempat ini, tidak pernah ada orang yang datang padanya untuk beribadah haji dan umrah, menyesal dan berjanji tidak akan datang lagi. Sebaliknya semakin menggebu-gebu hasratnya untuk kembali dan kembali setiap tahunnya.

Diantara keajaiban tempat ini, setiap saat mereka merindukan air Zamzamnya dan rela berpayah-payah membawanya, lebih aneh lagi tak pernah kering mata airnya walaupun jutaan jamaah mereguknya, setiap hari dan menjadikannya sebagai hadiah yang paling ditunggu dan diharap keluarga yang ditinggal.

Diantara keajaiaban tempat ini, tak pernah sunyi dari kerumunan manusia yang datang tawaf dan sa’i selama duapuluh empat jam.

Diantara keajaiban tempat ini, ia mengumpulkan segala etnis, bangsa dan bahasa dunia, lebur dalam talbiah, takbir tahmid, tahlil dan tasbih, yang sama, beribadah menyembah Allah dalam bahasa yang sama.

Yang lebih menakjubkan lagi, negeri ini mengumpukan orang-orang yang saling mencintai satu sama lainnya, menghilangkan sekat antara mereka berkomunikasi dan berinteraksi dengan bahasa isyarat dan bahasa tubuh.

Allahu akbar, alangkah menakjubkannya Islam, agama universal lintas negara, bahasa dan etnis, agama anti rasis, semuanya menyakini bahwa yang mengangkat derajat mereka di tempat ini adalah iman dan takwa.

Pulau Pandan jauh ditengah
Dibalik Pulau si Angsa dua
Habis terjual harta dan tanah
Masjidill Haram diimpikan jua

Mekah, 9 Ramadhan 1444/31 Maret 2023

Abu Fairuz Ahmad Ridwan My