Goresan Tentang Pak Sofyan Trirujito Rahimahullah

Daun kenanga jatuh merebah
Layu bunganya jatuh ke tepi
Mati badan berkalang tanah
Tuan abadi di dalam hati

Ambil pelam pakailah galah
Pelam dijual di pasar lama
Meski raga kita berpisah
Budi tuan dikenang jua

Pak Sofyan –rahimahullah– sosok yang begitu besar jasanya -setelah Allah- dalam penyebaran dakwah sunnah di Kota Batam. Beliau bukan ustadz, bukan da’i ataupun singa podium, namun keikhlasan dan kejujuran –nahsibuhu kazalaik wallahu hasibuhu wala nuzakki ‘alallahi ahadan– adalah sarana terbesar dengannya beliau dan teman-teman seperjuangan berhasil mendirikan Yayasan Islam Alkahfi Batam.

Bermula dari tujuh personal, dakwah dimulai, dari masjid ke masjid, dakwah personal dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain, hingga sekarang kaum muslimin dapat menyaksikan perkembangan dakwah melalui pendidikan dan sekolah-sekolah yg jumlahnya belasan lembaga formal dan non formal menyebar di seantero Kota Batam. Ratusan alumni telah menyebar dan hingga kini lebih empat ribu murid-murid di bawah payung yayasan ini.

Aku bukan sedang mengulas tentang yayasan Islam Alkahfi, tapi sedang mengenang betapa kelembutan pak sofyan, keuletan dan kesabaran beliau dan kawan-kawan menghadapai berbagai tantangan dakwah membuahkan ribuan orang ikut dalam gerbong dakwah sunnah ini.

Kajian semarak dimana-mana, sekolah-sekolah yang senada juga bermunculan bagai jamur tumbuh di musim semi.

Jumat tanggal 21 Syawwal 1444/12 Mei 2023, sore menjelang maghrib, Allah subhanahu wa ta’la “ambil“ beliau dari dunia fana ini, untuk melepas penatnya beban dunia, agar dapat merasakan jerih payah dari segala kebaikan yang beliau semai di alam dunia ini.

Tutup usia di umur 59 tahun, meninggalkan istri dan anak-anak yg sholeh insyaallah sebagai generasi pengganti beliau.

Banyak sekali kenangan indah bersama beliau sejak bergabung dengan kawan-kawan di pulau Batam ini, tak dapat ku uraikan satu persatu karena dawat yang kugoreskan ini tak dapat mewakili apa yamg kurasakan selama berinteraksi bersama beliau.

Bila mau tau keistimewaan beliau, cukup lihat betapa banyaknya pelayat dan yang mensholatkan jenazah beliau, meski dikebumikan di malam hari, dan di informasikan sebelum maghrib.

Masjid Babus Salam Bengkong tak kuasa menampung banyaknya jumlah kendaraan bermotor roda dua dan empat yang memadati semua tempat.

Ketika iring-iringan jenazah berjalan, sungguh aku melihat seolah satu kampung manusia ikut menghantar kepergiannya.

Beliau -setauku- orang yang tak punya musuh, tak punya seteru, tak pernah terlibat konflik dengan siapapun meski kadang bersebrangan pendapat dengan mereka.

Rahimahullah, semoga Allah memasukkan beliau ke dalam surga-Nya, mengampuni kesalahan beliau dan mengangkat derajat beliau.

Dunia ini tempat menyemai amal, akhirat jua tempat menuai, satu demi satu orang-orang baik dan berjasa telah diambil Allah, mulai dari Mbah Sarlan yang mewakafkan tanah untuk masjid Sabilun Najah, kemudian Pak Asep Hidayat sebagai ketua Yayasan Islam Alkahfi Batam, kemudian saat ini Pak Sofyan sebagai pendiri Yayasan, besok entah giliran siapa lagi. Kita hanya menunggu panggilan dari Allah.

Hidup ini begitu singkat, hanyalah antara azan dan iqamat. Baru sebentar dalam kebersamaan, kini telah pula sahabat-sahabat sejati duluan meninggalkan kita.

Akhirat jua tempat berkumpul abadi orang-orang yang berkasih. Sungguh kami bersedih berpisah denganmu wahai senior kami, namun kami tidak mengatakan kecuali apa yang diridhoi Tuhan kami. Inna lillahi wa inna ilahi rajiun.

Abu Fairuz, Ahmad Ridwan My

Batam, 23 Syawal 1444/ 14 Mei 2023