Harta dan Dakwah

Akhirnya kita harus sepakat bahwa kesuksesan karir dakwah setelah taufiq dari Allah – bila ditopang dengan harta, ilmu dan hikmah.

Dakwah Nabi eksis setelah disokong finansial dari ibunda Khadijah yang kaya raya, Abu Bakar, Utsman, Abdurrahman bin Auf dll yang semuanya adalah hartawan, dermawan tanpa pamrih.

Kesuksesan Nabi dalam mendakwahi para pembesar Quraisy dan Bangsa Arab semacam, Uyainah bin Hisn, Aqra’ bin Habis, Abu Sufan bin Harb, juga disebabkan banyaknya “athoya” pemberian yang berlimpah dari Nabi yang membuat mereka berkata pada kaum mereka: ”segeralah beriman pada Muhammad, sebab dia bila bersedekah luar biasa jumlahnya, sedekah yang tak takut membuatnya miskin”. Bila di pagi harinya mereka masuk Islam karena harta maka sorenya berubah menjadikan Islam pemberian termahal dari segalanya.

Sejumlah orang besar dalam Islam yang berasal dari budak semacam Bilal, Ammar bin Yasir, Salman Alfarisi juga merupakan bukti kongkret betapa butuhnya dakwah ini pada orang-orang yang dermawan.

Bersyukurlah bila Allah berikan anda harta yang banyak berlimpah, anda jadikan sebagai sarana pendukung dakwah, anda habiskan di jalan Allah. Toh tak ada juga ceritanya harta kan habis karena sedekah.

Untuk para konglomerat yang hidup bermandikan uang, berhias harta dan tahta, tuan “Takur” pemilik sawah ladang yang luas, tanah dan bangunan yang megah, mobil dan kendaraan bermotor yang mewah, tapi tak punya kontribusi dalam dakwah, kalaupun ada secuil dari dari segudang harta yang dia miliki, pastikan bahwa anda tertipu dengan dunia, terlena dengan harta yang akan segera pindah tangan menjadi milik ahli waris anda.

Buat para hartawan nan dermawan, para ulama dan ahli hikmah, sungguh kami iri pada kalian. Semoga Allah perbanyak orang-orang seperti kalian di muka bumi Allah ini.

Batu Pahat-Kuala Lumpur,
16 Rabiul Awwal 1445/ 01 Okt 2023

Abu Fairuz Ahmad Ridwan My