Kisah Yang Menginspirasi

MUSHOLLA YANG MEMBLUDAK KARENA JAMAAH DIBERI UANG

Awal diundang memberikan materi kajian di musholla itu, gambaran dalam benakku hanyalah musholla kecil dengan jamaah yang sedikit.

Namun manakala hadir di tempat itu, aku kaget melihat jamaah subuh yang membludak, diperkirakan yg sholat berkisar antara 400 an orang dari berbagai usia, dari anak kecil, remaja, pemuda bahkan orang tua. Semua tumpah memenuhi dalam musholla, teras musholla hingga gedung yang sedang dibangun untuk musholla baru kelak

MENGAPA MEMBLUDAK?

Aku menyebutnya “Pak Karim” meski bukan itu nama aslinya. Seorang pria yang ceria, enerjik, plus pengusaha yang lumayan sukses.

Ia berazam untuk menggiring masyarakat sekitar tempat tinggalnya agar dapat meramaikan musholla mereka. Setelah berfikir keras maka muncullah ide kreatif, meniru Nabi yang mendakwahi sebagian kepala suku dengan menyodorkan harta pada mereka hingga akhirnya memeluk Islam dengan baik, meski awalnya karena harta namun akhirnya Islam merubah niat mereka menjadi muslim yang komitmen dengan agamanya.

Ia menyiapkan dana awal sekitar 200 jutaan, untuk mensubsidi siapa saja dari anak-anak kampung tersebut yang ikut jamaah Subuh akan diberikan 10.000 Rupiah tiap paginya. Bilamana mereka juga mengerjakan sholat Isya berjamaah maka akan ditambah lagi menjadi 20.000 tiap harinya.

Sebelum memulai kegiatan ini, beliau telah minta izin kepada ketua RT maupun RW setempat mengundang masyarakat sekitar untuk datang ke musholla dan perangkat desa tersebut juga mendukung kegiatan ini.

ANAK-ANAK TAK PERLU MINTA UANG JAJAN KE ORANG TUA MEREKA

Sejak awal program ini berkalan hingga kini sudah berlalu setengah tahun lebih, musholla penuh dengan jamaah, bukan saja anak-anak bahkan orang tua yang ikut jamaah pun tiap bulannya berhak mendapatkan voucher yang bisa ditukarkan dengan sembako dan gas.

Anak-anak sekitar perumahan tersebut kini tidak lagi meminta jajan ke orang tua mereka, bahkan banyak dari mereka menabung uang tersebut untuk biaya sekolah dll.

Dampak dari program tersebut, kini ekonomi masyarakat diperumahan tersebut menjadi hidup dan lebih baik, bermunculan kantin-kantin baru dan kios -kios kecil.

CIBIRAN SEBAGIAN ORANG

Sebagian orang ada yang mencibir apa yang pak Karim ini. “untuk apa sholat bila karena uang” itu respon sebagian orang.

Ada juga yang menyela: ”paling kuat dua tiga bulan bila dana dia habis musholla kan sunyi kembali”.

BAKAL MUSHOLLA BARU

Hingga saat ini, program beliau tetap jalan, bahkan kini mereka sedang dalam proses membuat musholla baru yang luas dan bertingkat.

Anehnya kini masyarakat setempat jadi gemar berinfaq untuk musholla, setiap bulan mereka dapat mengumpulkan dari infaq harian mushollah hingga puluhan juta.

MANDATANGKAN GURU-GURU PENGAJAR QURAN

Pak Karim juga tak tanggung-tanggung lagi beramal, ia mendatangkan para guru-guru muda alumni pesantren dan mahasiswa bahkan ada yang dari mahasiswa UIM untuk jadi pengajar masyarakat membaca Alquran.

Setiap hari puluhan anak dan remaja dan orang tua, hingga ratusan jumlahnya datang bergantian untuk belajar Alquran dan agama.

Musholla itupun tak lerah sunyi dari halaqah Quran dan kajian. Baik lepas Shubuh, lepas Ashar, lepas Maghrin dan Isya jamaah silih berganti belajar Alquran dan ibadah yang benar.

ROMBONGAN NGAJI BARENG

Tak cukup sampai di situ, selain kajian mingguan dari para da’i lokal dan luar daerah yang diadakan di musholla itu, kini malah tiap hari ahad Pak Karim membawa puluhan orang untuk mengikuti kajian-kajian yang diadakan di luar daerah perumahan mereka.

Mulai dari 5-6 mobil yang beliau gunakan membawa jamaah hingga kini jamaah sebagian naik bus yang disewa Pak Karim.

Kini sunnah tersebar di lingkungan itu, orang-orang sudah mulai memahami tauhid yang dibawa Nabi, ibadah yang benar dan ajaran-ajaran agama yang ditinggalkan Nabi dan para sahabat.

Semoga Allah berikan pada Pak Karim dan seluruh penduduk di sana berikut jamaah musholla kecil itu keistiqamahan, keikhlasan dan kesabaran selama-lamanya.

Bandar Sultan Syarif Qasim II ,
11 Jumadil Akhir 1446 H/13 Des 2024

Abu Fairuz Ahmad Ridwan My